Pengungkapan Dirimu dengan Orang Lain




Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali merasa curiga dan tidak percaya diri sehingga tidak berani menyampaikan berbagai pendapat, pemikiran, perasaan cinta atau bahkan gejolak emosi yang ada di dalam diri kepada orang lain. Akibatnya kita sering memendam berbagai persoalan hidup yang akhirnya terlalu berat untuk ditanggung sendiri.

Haruskah kita memberitahu orang lain tentang diri kita sendiri? Lalu bagaimanakah cara mengungkapkan diri secara tepat sehingga tidak menimbulkan penyesalan bagi diri sendiri dan menambah beban bagi orang lain.

Perlu disadari bahwa pengungkapan diri harus dilandasi kejujuran dan ketulusan sehingga tidak menjadi bumerang bagi kita. Namun keterbukaan ini bukanlah cerita bohong tentang diri kita yang bermaksud mencari muka ataupun tujuan lainnya.

Seseorang yang tidak PeDe (percaya diri) dalam mengungkapkan dirinya, sebagian besar dikarenakan oleh dirinya yang takut apabila masalah pribadinya “bocor” dan tersebar kemana-mana. Atau bisa juga karena takut mengalami penolakan yang dapat semakin mengecilkan perasaan seseorang yang maksudnya mencari jalan keluar, malah mendapat masalah baru. Itulah sebabnya mengapa sebagian orang amat sulit berbagi informasi dengan orang lain, sekali pun informasi tersebut sangat positif bagi dirinya dan orang lain.

Teman sharing adalah faktor penting dalam pengungkapan diri. Dan sudah lazim bagi kita apabila mempunyai teman sharing yang sangat kita andalkan apabila kita sedang menghadapi suatu permasalahan hidup. Berbagai pertimbangan kita buat di awal penentuan kriteria seseorang dapat menjadi “teman sharing”. Kepercayaan adalah yang pertama dan terutama. Maksudnya adalah bisa membedakan hal-hal yang biasa, dan hal-hal yang perlu dirahasiakan. Dan dengan sendirinya, dia akan menjaga rahasiamu.

Yang kedua adalah netral dalam berbagai posisi. Artinya tidak memojokkanmu ataupun membuatmu semakin GR (gede rasa). Hal ini juga penting karena akan berdampak pada saran-saran yang diberikan kepadamu.

Selanjutnya, situasi hati temanmu yang tenang akan memudahkanmu untuk menerima kenyataan yang ada. Ketika kamu merasa nyaman dengan segala keraguan yang pernah muncul, akhirnya kamu berani untuk mengungkapkan diri.

Meskipun pengungkapan diri mengandung risiko bagi si pelaku (pemberi informasi) namun para ahli psikologi menganggap bahwa pengungkapan diri sangatlah penting. Hal ini didasarkan pada pendapat yang mengatakan bahwa pengungkapan diri (yang dilakukan secara tepat) merupakan indikasi dari kesehatan mental seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mampu mengungkapkan diri secara tepat terbukti lebih mampu menyesuaikan diri (adaptive), lebih percaya pada diri sendiri, lebih kompeten, extrovert, dapat diandalkan, lebih mampu bersikap positif dan percaya terhadap orang lain, lebih obyektif dan terbuka (David Johnson, 1981; dalam mentalhelp.net).

Selain itu para ahli psikologi juga meyakini bahwa berbagi informasi dengan orang lain dapat meningkatkan kesehatan jiwa, mencegah penyakit dan mengurangi masalah-masalah psikologis yang menyangkut hubungan interpersonal. Dari segi komunikasi dan pemberian bantuan kepada orang lain, salah satu cara yang dianggap paling tepat dalam membantu orang lain untuk mengungkapkan diri adalah dengan mengungkapkan diri kita kepada orang tersebut terlebih dahulu. Tanpa keberanian untuk mengungkapkan diri maka orang lain akan bertindak yang sama, sehingga tidak tercapai komunikasi yang efektif.





Manfaat lainnya yaitu:

1. Kamu akan menjadi lebih mawas diri (peningkatkan kesadaran diri)

2. Kamu membangun hubungan yang lebih dekat dengan teman sharing-mu

3. Keterampilan komunikasimu akan menjadi lebih tepatguna dalam menginformasikan suatu hal kepada orang lain

4. Kamu akan lebih PeDe dalam menceritakan dan menghadapi setiap permasalahanmu

5. Hidupmu akan lebih cerah karena kamu akan memperoleh energi tambahan (positive energy) dan menjadi lebih spontan

Beberapa Kiat

Bagi kamu-kamu yang sulit dalam mengungkapkan masalahmu (mengungkapkan diri) kepada orang lain, ada 4 (empat) langkah yang dapat kamu lakukan agar pengungkapan dirimu dapat berjalan efektif.

Langkah 1: Tanyakan pada dirimu sendiri, sejauhmana saya akan membuka diri? Hal-hal apa yang bisa saya bagi dengan orang lain dan kepada siapa?

Setiap orang memiliki rahasia pribadi. Hal tersebut sangatlah normal karena setiap orang tentu ingin menjaga agar hal-hal khusus tidak perlu diketahui oleh orang lain. Sayangnya banyak rahasia yang sebenarnya justru tidak perlu dirahasiakan karena tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain, tetapi karena takut orang lain tidak memahami rahasia tersebut maka rahasia ini disimpan terus-menerus. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh kamu jika ingin mengungkapkan diri.

Langkah 2: Lakukan persiapan sebelum membuka diri. Atasi terlebih dahulu ketakutanmu.

Untuk mengatasi rasa takut atau tidak PeDe, kamu dapat memulai pengungkapan diri dengan memilih topik pembicaraan pada hal-hal yang ringan dan santai (pokoknya basa-basi dulu). Contohnya: berbagi cerita tentang pelajaranmu hari ini di sekolah/kampus, acara TV atau film yang disukai, perawatan mobil/motor, kesibukan di kantor, dll. Pada saat basa-basi, kamu jangan mengutarakan berbagai perasaan atau opini pribadi.

Jika tahapan ini sudah dilalui dan berhasil dengan baik, barulah kamu mengemukakan pendapat pribadi maupun perasaan anda tentang suatu hal, misalnya utarakan apa yang anda rasakan dan apa yang anda harapkan dari teman anda, ataupun permasalahan hidup yang sedang membebanimu. Dengan cara ini kamu akan menjadi mudah untuk memulai pembicaraan dan selanjutnya menjadi terbiasa dalam berbagi informasi.

Langkah 3: Tingkatkan terus keterampilanmu dalam mengungkapkan diri. Pelajari cara-cara mengungkapkan diri dan bagaimana memberikan masukan yang bermanfaat.

Pengungkapan diri melibatkan cara-cara penyampaian informasi yang baik dan jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi orang yang menerima informasi tersebut. Jika kamu ingin berbagi informasi maka kemukakan hal itu sejelas-jelasnya, hindari ketidakjujuran, kemukakan dengan bahasa sederhana dan jangan berbelit-belit. Jangan berasumsi bahwa orang lain akan memahamimu, mengetahui perasaan dan kebutuhanmu tanpa harus kamu utarakan. Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang dapat membaca pikiranmu. Jadi kamulah yang harus mengatakan dan menjelaskan apa perasaanmu, apa kebutuhanmu saat ini dan apa yang kamu harapkan dari orang lain. Jika ada hal-hal yang kamu rasakan kurang jelas, bertanyalah pada saat ini dan jangan berasumsi.

Langkah 4: Ungkapkan dirimu secara tepat dengan pemilihan waktu dan situasi yang tepat pula. (Right man in the right time)

Kamu dapat mengungkapkan diri secara tepat pada waktu atau situasi yang tepat, dengan memperhatikan beberapa hal berikut:

Pertama-tama, kamu harus memiliki alasan mengapa kamu perlu membuka diri.

Dengan siapa kamu akan berbicara..teman dekat? Orangtua? Atasan? Kenalan baru?

Sejauhmana pengungkapan dirimu akan membahayakan diri sendiri?

Dengan mempertimbangkan ketiga hal tersebut maka kamu akan dapat mengungkapkan diri secara tepat sehingga akan bermanfaat bagi dirimu dan orang lain. Bagi kamu-kamu yang sangat sulit membuka diri kepada orang lain, maka akan sangat baik jika kamu membuat semacam catatan kecil tentang hal-hal yang akan diungkapkan.

Mengingat kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan dengan melihat berbagai manfaat yang akan diperoleh jika seseorang dapat mengungkapkan diri secara tepat, maka tidak ada pilihan lain bagi setiap individu selain belajar untuk dapat mengungkapkan diri. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan diri akan sangat merugikan perkembangan jiwa individu yang bersangkutan. Meskipun demikian, keputusan untuk membuka diri dan berbagi informasi dengan orang lain haruslah dilakukan secara hati-hati dan bijaksana. Dengan melihat beberapa kiat di atas, individu diharapkan dapat memiliki kepercayaan diri dalam membuka diri bagi orang lain sehingga dapat tercipta hubungan interpersonal yang sehat. Bahwa dalam kenyataan pasti ada risiko yang harus ditanggung jika seseorang berani mengungkapkan diri kepada orang lain, misalnya informasi yang diberikan dimanipulasi oleh si penerima informasi, atau pun dikhianati oleh orang yang sangat dipercayai, tentu tidak dapat dipungkiri. Namun demikian dengan cara-cara yang bijak dan perencanaan yang baik maka hal itu pasti akan dapat dihindari. Jika diambil persamaan maka pengungkapan diri sama saja dengan jatuh cinta: ada risiko yang harus ditanggung tetapi amat sulit untuk ditolak.

Jika kamu berada dalam posisi sebagai seseorang yang menjadi “teman sharing”, maka kamu hendaknya memberikan masukan-masukan (tanggapan-tanggapan) dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Masukan yang diberikan tidak boleh bernada ancaman. Fokuskan pada permasalahan dan bukan pada kepribadian si lawan bicara.

2. Fokus kepada masalah yang sedang dibahas, jangan ngalur-ngidul ke masalah-masalah lain

3. Jangan memberi masukan jika tidak diperlukan, tidak mungkin dilaksanakan atau diterima, atau jika usulan tersebut sudah tidak berguna. Berikan hanya masukan yang benar-benar masuk akal, bersifat membangun dan tidak rumit. Selamat mencoba. (ow)



0 Responses

Posting Komentar